Selasa, 08 Oktober 2019

Teori Busana Industri


PEMBUATAN BUSANA INDUSTRI

Busana industri (Garment) : pakaian yang dibuat secara massal untuk dijual dalam keadaan
                                                 siap pakai. 
Busana industri tidak diukur menurut pesanan perorangan, tetapi menurut ukuran yang sudah ditentukan atau menggunakan ukuran standar (S, M, L, XL),dijahit dalam partai besar, penger
jaan dan penyelesaian jahitan 100% menggunakan mesin industri, proses penjahitan atau sew
ing dilakukan sesuai alur yang sudah ditentukan. Didalam industry garmen pengerjaan dalam sehari mampu mencapai 1000 pcs atau lebih.

PROSES PRODUKSI ( PRODUCTION PROCCES )
A.  Pengertian Proses Produksi
      Proses produksi adalah urutan atau usaha yang dilakukan untuk menghasilkan produk
                                            (baru) yang telah direncanakan yang berasal dari pengolahan satu
                                            atau lebih bahan dasar atau bahan baku. 
B.  Proses Produksi Busana Industri
1.      Pattern Maker 
         Tugas utama dari bagian ini adalah membuat dan menggandakan pola, serta menyusun
                                                                  panel dalam marker untuk mengoptimalkan efisiensi
                                                                  penggunaan fabrics.
         Pada saat order baru datang, bagian ini menerima  detail order  dan mini marker  dari
        buyer ( hanya buyer tertentu yang memberikan mini marker  ). Mesin Gerber Garment 
        Technology (GGT)  akan melakukan editing  mini marker  untuk mendapatkan efisiensi
        yang lebih baik dari marker tersebut. Dengan efisiensi yang optimal maka konsumsi
        material juga akan  lebih optimal, selama masih dalam batas toleransi dan allowance.
        Biasanya efisiensi marker berkisar 75 – 80%. Jika buyer tidak memberikan minimarker,
        mesin Gerber akan membuat marker sendiri dengan spesifikasi dari buyer.  Mini marker
        biasanya dicetak dalam kertas A4 dan didistribusikan ke bagian cutting. Cutting akan
        menyusun cutting list, material consumption, spreading report dan material report.
        Setelah mini marker disetujui oleh pimpinan cutting dan menerima materialconsumption
        dari  cutting, pola dicetak dengan marker yang berukuran aktual dengan mesin GG.
        Macam-macam Marker Layout:
 
   
2.      Sample Room
        Bagian ini mempunyai tangung jawab dalam membuat sample produk garmen sebelum ma
suk ke bagian produksi. Sample room bersifat independen karena bagian lain tidak terlibat dalam proses pembuatan sample ini.
        Setelah menerima original sample dari buyer bagian ini akan membuat sample dengan meng
gunakan fabrics yang karakteristiknya mirip dengan material sesungguhnya, sample ini disebut  counter sample  yang  kelak akan didiskusikan dengan buyer. Setelah buyer setuju kemudian ba
gian ini membuat  Pre Production Sample  (PPS) dengan menggunakan fabrics sesuai spesifikasi dari buyer. PPS ini kemudian didstribusikan ke Marketing,  representative buyer, maupun ke buy
ing agent. Dari PPS ini  sample room akan menentukan proses kritikal, flow proses, jenis mesin dan aksesories maupun attachment yang digunakan dengan koordinasi dengan bagian Industrial Engineering
3.      Cutting 
Bagian ini merupakan bagian pertama dalam proses produksi yang mempunyai jobutama memo
tong material meliputi :  fabrics,  lining  atau  interlining  untuk dijadikan panel yang siap untuk dilakukan proses penjahitan.  Perlakuan dan teknik pemotongan setiap fabrics bervariasi tergan
tung dari karakteristik  fabrics.Maka dari itu pada bagian ini diperlukan skill operator yang bagus



 dan mempunyai keahlian yang diatas standar. Dalam melakukan pekerjaannnya bagian ini berkerjasama dengan  planning  ,  sample  room  dan pattern maker. Proses penerimaan material berupa fabrics di bagian ini dimulai dengan proses transfer material dari gudang fabrics yang berada di bagian terpisah. Setelah menerima barang dari gudang tersebut, akan dilakukan beberapa tahapan proses diantaranya :
-     Spreading  : fabric digelar secara manual atau dengan alat bantu berdasarkan  karakteristik
                           fabrics.
-    Cutting : fabrics dipotong sesuai dengan pola menjadi beberapa panel.
-    Repinning  : menyusun kembali panel yang sudah dipotong ke dalam beberapa block, perlaku
                          an ini dikhususkan fabrics dengan corak bergaris atau kotak .
-     Numbering  : penomoran atau pemberian kode pada setiap panel, dengan tujuan untuk meng
                            hindari permasalahan di proses selanjutnya pada saat penggabungan panel,
                            misalnya : jika dijumpai warna belang , corak tidak sesuai dll.
-    Bundling  : melakukan proses pengelompokkan panel berdasarkan tipe fabrics, ukuran,warna
                      dan jumlah dengan tujuan untuk mengontrol masing masing panel pada saat dijahit.
-     Ironing  : menyetrika  interlining  sebelum proses  fusing dan mengabungkan dengan fabrics.
                   Tujuan proses ini adalah untuk merekatkan dan menempelkan interlining pada panel.
-    Fusing  : memanaskan dan mengepres panel dan interlining, dilakukan setelah panel fabrics
                    dan interlining di setrika dan diberi kode. Tujuannya adalah memperkuat daya
                    rekat interlining terhadap panel.
-     Embroidery  : secara umum bordir adalah merek atau label dari buyer yang direkatkan pada
                              panel. Biasanya proses ini dilakukan oleh sub contractor.
-    Sloper : Mengepaskan / Refitting panel terhadap proses pola. 
-    Loading ke sewing  : mengirim potongan panel dan komponennya dalam bundle ke  bagian
                                        sewing .
4.      Sewing
        Merupakan bagian produksi setelah  cutting  yang melakukan proses pembuatan garmen de-
ngan menggabungkan beberapa panel jadi sebuah produk berupa baju, shirt, skirt, dress, pants, vest, skort, jacket atau produk garmen lain yang sesuai dengan spesifikasi detail yang sudah dite
tapkan dengan buyer. Sewing  merupakan proses b utama dari keseluruhan proses produksi garmen dan terdiri dari beberapa operasi yang memerlukan karyawan banyak.
  Sewing  bekerja sama dengan  Planning  memberikan  Detail Order  (DO) termasuk comment
     dari buyer.
  Planning  memberikan  material requesition  (MR) yang memuat materi yang dibutuhkan.
  Planning  memberikan seluruh informasi dari buyer  ke bagian  sewing  berupa comment  atau
     tambahan informasi mengenai sample. Dan sample yang telah disetujui oleh buyer tersebut
     menjadi referensi bagi sewing.
  Panel yang telah dipotong dan di beri  fusing  di transfer ke bagian  sewing  dan dilakukan per
      style atau per lot untuk menghindari tercampurnya panel satu jenis dengan jenis lainnya.



  PPS atau pilot adalah contoh garmen yang dibuat oleh line pilot atau supervisor atau berdasar
     kan sample yang telah disetujui buyer. Tujuan dibuatnya PPS adalah untuk  menemukan  kesu
     litan saat menjahit, menentukan  time study, menentukan  workstudy , keakuratan spesifikasi
     ukuran , dan sebagai petunjuk untuk membuat pre lay out mesin.
  Pengecekkan PPS / Pilot dilakukan oleh kepala departemen sewing, sample room dan  QC
     buyer. Masing  masing pihak tersebut memberikan informasi  tambahan, menentukan proses
      kritikal dan memberikan solusi atau metode kerja  yang benar berkenaan dengan tingkat ke
      sulitan produk yang akan dibuat.
  Bagian  Industrial Engineering  akan terlibat dalam proses tersebut dengan memberikan gam-
     baran mengenai hasil time study  dan method study  serta lay out mesin. Setelah semua proses
     tersebut dilalui, manajer sewing akan memberikan keputusan bahwa proses produksi massal
     segera dimulai.
5.      Finishing 
         Merupakan bagian terakhir dari urutan proses produksi yang mempunyai tugas utama me
mastikan bahwa produk yang akan dikirim dalam keadaan yang baik dan sempurna dari  mutu, penampilan dan kesesuaian dengan spesifikasi pengepakkan yang  telah ditentukan oleh buyer. Tahapan proses yang pada umumya dilakukan oleh beberapa produsen garmen adalah:
  Bahan baku dalam proses  finishing berupa brand label, price tag ditransfer dari store dan dila
     kukan pencatatan.
  Button hole process  menggunakan mesin button hole dimana ukuran lobang disesuaikan de-
      ngan spesifikasi ukuran yang ditentukan buyer.
  Attach button adalah proses memasang kancing dengan button stitch machine.
  Attach shoulder pad, hanya style tertentu yang menggunakan shoulder pad,  tergantung  dari
      design. Proses ini menggunakan mesin bartack atau button stitch machine yang dimodifikasi.
  Trimming, membuang semua sisa benang yang masih menempel pada garmen. Ada juga gar-
      men yang dilakukan proses pembersihan kotoran berupa debu,sisa benang,sisa fabrics dengan
      menggunakan blower.
  Metal Detector,  memasukkan produk garmen kedalam alat untuk memindai adanya logam
     atau komponen yang tidak diinginkan yang membahayakan customer misalnya:
     patahan jarum jahit. Proses ini merupakan proses sampling dan bersifat optional .
   Ironing, atau proses setrika dilakukan dengan menggunakan 2 metode yaitu :
  Melakukan kontak setrika langsung dengan garmen contohnya yang terbuat cotton.
  Steam iron, dengan menggunakan uap panas untuk menghindari kekerutan fabrics misalnya
     viscose.
  Khusus garmen yang terbuat dari  soft fabric  yang mudah kerut, proses penyetrikaan dilaku-
     kan setelah ditransfer dari sewing sebelum pembuatan lubang kancing,
   Memasang identitas produk garmen berupa :
1)      Price tag , label harga jual garmen di toko atau retail.
2)      Hang Tag , memuat merk atau logo produsen .



3)      Brand label atau label yang memuat lambang atau logo atau merek.
  Garmen dilipat secara manual sesuai dengan detail dari buyer dan tidak semua produk garmen
     dilipat karena ada garmen yang digantung dengan memakai hanger.
  Polybag, garmen dimasukkan ke dalam kantung plastik untuk menghindari debu dan pemasa-
     ngan stiker di polybag.
  Produk akhir / finish good siap dikirim ke packing untuk dipack dengan kardus. 
     Peranan bagian  Quality Control  di area finishing biasanya dilakukan setelah proses trimming
     atau proses setelah pamasangan label sebelum masuk ke polybag.
      Fungsi QC lebih cenderung sebagai penjamin mutu barang sebelum dikirim ke packing atau
      sebagai  Quality Assurance. Dalam setiap line di finishing  ditempatkan seorang QC operator
      untuk menjamin kualitas garmen yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan buyer.
6.      Quality Control                                                                                                           
Beberapa job description dari bagian pengawasan kualitas ini adalah: 
Melakukan koordinasi dengan perwakilan buyer ketika order datang dalam hal memastikan kua litas produk garmen.Menerima dan melakukan inspeksi bahan baku ( fabrics dan benang ). Mela
kukan pemeriksaan production pilot dan produk dari produksi massal. Biasanya QC akan mem-
produksi beberapa produk sebagai sample dan membandingkannya dengan PPS, jika production pilot memiliki hasil produksi yang bagus baru produksi massal dapat dimulai.
Biasanya ada beberapa sub dari bagian ini: 
QC in line QC atau Roving QC adalah personel QC yang berada di setiap line  dan  melakukan
pengecekkan di setiap operasi sewing. QC end line,adalah personel QC yang berada di ujung pro
ses sewing line dan memeriksa satu bagian produk garmen secara keseluruhan. Jika dijumpai ca- cat produk atau defect akan dikembalikan ke sewing line dengan segera untuk dilakukan  perbai
kan. Quality Assurance, sub bagian ini di beberapa perusahaan ada yang berdiri sendiri atau di
bawah bagian QC. Biasanya QA ada di bagian Finishing dan berkordinasi dengan QC line.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar