PEMBUATAN
BUSANA INDUSTRI
Busana industri (Garment)
: pakaian yang dibuat secara massal untuk dijual dalam keadaan
siap pakai.
Busana
industri tidak diukur menurut pesanan perorangan, tetapi menurut ukuran yang
sudah ditentukan atau menggunakan ukuran standar (S, M, L, XL),dijahit dalam
partai besar, penger
jaan
dan penyelesaian jahitan 100% menggunakan mesin industri, proses penjahitan
atau sew
ing
dilakukan sesuai alur yang sudah ditentukan. Didalam industry garmen pengerjaan
dalam sehari mampu mencapai 1000 pcs atau lebih.
PROSES PRODUKSI (
PRODUCTION PROCCES )
A. Pengertian Proses Produksi
Proses produksi adalah urutan atau usaha
yang dilakukan untuk menghasilkan produk
(baru)
yang telah direncanakan yang berasal dari pengolahan satu
atau
lebih bahan dasar atau bahan baku.
B. Proses Produksi Busana Industri
1. Pattern Maker
Tugas utama dari bagian ini adalah membuat dan
menggandakan pola, serta menyusun
panel dalam marker untuk mengoptimalkan efisiensi
penggunaan fabrics.
Pada saat order baru datang, bagian
ini menerima detail order dan mini marker dari
buyer ( hanya buyer tertentu yang
memberikan mini marker ). Mesin Gerber
Garment
Technology (GGT) akan melakukan editing mini marker
untuk mendapatkan efisiensi
yang lebih baik dari marker tersebut.
Dengan efisiensi yang optimal maka konsumsi
material juga akan lebih optimal, selama masih dalam batas
toleransi dan allowance.
Biasanya efisiensi marker berkisar 75 –
80%. Jika buyer tidak memberikan minimarker,
mesin Gerber akan membuat marker sendiri
dengan spesifikasi dari buyer. Mini
marker
biasanya dicetak dalam kertas A4 dan
didistribusikan ke bagian cutting. Cutting akan
menyusun cutting list, material
consumption, spreading report dan material report.
Setelah mini marker disetujui oleh
pimpinan cutting dan menerima materialconsumption
dari
cutting, pola dicetak dengan marker yang berukuran aktual dengan mesin
GG.
Macam-macam Marker Layout:
2. Sample Room
Bagian ini mempunyai tangung jawab
dalam membuat sample produk garmen sebelum ma
suk
ke bagian produksi. Sample room bersifat independen karena bagian lain tidak
terlibat dalam proses pembuatan sample ini.
Setelah menerima original sample dari
buyer bagian ini akan membuat sample dengan meng
gunakan
fabrics yang karakteristiknya mirip dengan material sesungguhnya, sample ini
disebut counter sample yang
kelak akan didiskusikan dengan buyer. Setelah buyer setuju kemudian ba
gian
ini membuat Pre Production Sample (PPS) dengan menggunakan fabrics sesuai
spesifikasi dari buyer. PPS ini kemudian didstribusikan ke Marketing, representative buyer, maupun ke buy
ing
agent. Dari PPS ini sample room akan menentukan
proses kritikal, flow proses, jenis mesin dan aksesories maupun attachment yang
digunakan dengan koordinasi dengan bagian Industrial Engineering
3. Cutting
Bagian
ini merupakan bagian pertama dalam proses produksi yang mempunyai jobutama memo
tong
material meliputi : fabrics, lining
atau interlining untuk dijadikan panel yang siap untuk
dilakukan proses penjahitan. Perlakuan dan
teknik pemotongan setiap fabrics bervariasi tergan
tung
dari karakteristik fabrics.Maka dari itu
pada bagian ini diperlukan skill operator yang bagus
dan mempunyai keahlian yang diatas standar.
Dalam melakukan pekerjaannnya bagian ini berkerjasama dengan planning
, sample room
dan pattern maker. Proses penerimaan material berupa fabrics di bagian
ini dimulai dengan proses transfer material dari gudang fabrics yang berada di
bagian terpisah. Setelah menerima barang dari gudang tersebut, akan dilakukan
beberapa tahapan proses diantaranya :
- Spreading
: fabric digelar secara manual atau dengan alat bantu berdasarkan karakteristik
fabrics.
- Cutting : fabrics dipotong sesuai dengan
pola menjadi beberapa panel.
- Repinning
: menyusun kembali panel yang sudah dipotong ke dalam beberapa block, perlaku
an ini dikhususkan
fabrics dengan corak bergaris atau kotak .
- Numbering
: penomoran atau pemberian kode pada setiap panel, dengan tujuan untuk meng
hindari
permasalahan di proses selanjutnya pada saat penggabungan panel,
misalnya : jika
dijumpai warna belang , corak tidak sesuai dll.
- Bundling
: melakukan proses pengelompokkan panel berdasarkan tipe fabrics,
ukuran,warna
dan jumlah dengan tujuan
untuk mengontrol masing masing panel pada saat dijahit.
- Ironing
: menyetrika interlining sebelum proses fusing dan mengabungkan dengan fabrics.
Tujuan
proses ini adalah untuk merekatkan dan menempelkan interlining pada panel.
- Fusing
: memanaskan dan mengepres panel dan interlining, dilakukan setelah
panel fabrics
dan interlining di setrika
dan diberi kode. Tujuannya adalah memperkuat daya
rekat interlining terhadap
panel.
- Embroidery
: secara umum bordir adalah merek atau label dari buyer yang direkatkan
pada
panel. Biasanya proses ini dilakukan oleh sub
contractor.
- Sloper : Mengepaskan / Refitting panel
terhadap proses pola.
- Loading ke sewing : mengirim potongan panel dan komponennya
dalam bundle ke bagian
sewing .
4. Sewing
Merupakan bagian produksi setelah cutting
yang melakukan proses pembuatan garmen de-
ngan
menggabungkan beberapa panel jadi sebuah produk berupa baju, shirt, skirt,
dress, pants, vest, skort, jacket atau produk garmen lain yang sesuai dengan
spesifikasi detail yang sudah dite
tapkan
dengan buyer. Sewing merupakan proses b
utama dari keseluruhan proses produksi garmen dan terdiri dari beberapa operasi
yang memerlukan karyawan banyak.
Sewing
bekerja sama dengan Planning memberikan
Detail Order (DO) termasuk comment
dari buyer.
Planning
memberikan material
requesition (MR) yang memuat materi yang
dibutuhkan.
Planning
memberikan seluruh informasi dari buyer
ke bagian sewing berupa comment atau
tambahan informasi mengenai sample. Dan sample
yang telah disetujui oleh buyer tersebut
menjadi referensi bagi sewing.
Panel yang telah dipotong dan di beri fusing
di transfer ke bagian sewing dan dilakukan per
style atau per lot untuk menghindari
tercampurnya panel satu jenis dengan jenis lainnya.
PPS atau pilot adalah contoh garmen yang
dibuat oleh line pilot atau supervisor atau berdasar
kan sample yang telah disetujui buyer.
Tujuan dibuatnya PPS adalah untuk menemukan kesu
litan saat menjahit, menentukan time study, menentukan workstudy , keakuratan spesifikasi
ukuran , dan sebagai petunjuk untuk
membuat pre lay out mesin.
Pengecekkan PPS / Pilot dilakukan oleh kepala
departemen sewing, sample room dan QC
buyer. Masing masing pihak tersebut memberikan
informasi tambahan, menentukan proses
kritikal dan memberikan solusi atau
metode kerja yang benar berkenaan dengan
tingkat ke
sulitan
produk yang akan dibuat.
Bagian
Industrial Engineering akan
terlibat dalam proses tersebut dengan memberikan gam-
baran mengenai hasil time study dan method study serta lay out mesin. Setelah semua proses
tersebut dilalui, manajer sewing akan
memberikan keputusan bahwa proses produksi massal
segera dimulai.
5. Finishing
Merupakan bagian terakhir dari urutan
proses produksi yang mempunyai tugas utama me
mastikan
bahwa produk yang akan dikirim dalam keadaan yang baik dan sempurna dari mutu, penampilan dan kesesuaian dengan
spesifikasi pengepakkan yang telah
ditentukan oleh buyer. Tahapan proses yang pada umumya dilakukan oleh beberapa
produsen garmen adalah:
Bahan baku dalam proses finishing berupa brand label, price tag
ditransfer dari store dan dila
kukan pencatatan.
Button hole process menggunakan mesin button hole dimana ukuran
lobang disesuaikan de-
ngan spesifikasi ukuran yang ditentukan
buyer.
Attach button adalah proses memasang kancing
dengan button stitch machine.
Attach shoulder pad, hanya style tertentu
yang menggunakan shoulder pad, tergantung
dari
design. Proses ini menggunakan mesin bartack
atau button stitch machine yang dimodifikasi.
Trimming, membuang semua sisa benang yang
masih menempel pada garmen. Ada juga gar-
men yang dilakukan proses pembersihan
kotoran berupa debu,sisa benang,sisa fabrics dengan
menggunakan blower.
Metal Detector, memasukkan produk garmen kedalam alat untuk
memindai adanya logam
atau komponen yang tidak diinginkan yang
membahayakan customer misalnya:
patahan jarum jahit. Proses ini merupakan
proses sampling dan bersifat optional .
Ironing, atau proses setrika dilakukan dengan
menggunakan 2 metode yaitu :
Melakukan kontak setrika langsung dengan
garmen contohnya yang terbuat cotton.
Steam iron, dengan menggunakan uap panas
untuk menghindari kekerutan fabrics misalnya
viscose.
Khusus garmen yang terbuat dari soft fabric
yang mudah kerut, proses penyetrikaan dilaku-
kan setelah ditransfer dari sewing sebelum
pembuatan lubang kancing,
Memasang identitas produk garmen berupa :
1) Price tag , label harga jual garmen di
toko atau retail.
2) Hang Tag , memuat merk atau logo produsen
.
3) Brand label atau label yang memuat
lambang atau logo atau merek.
Garmen dilipat secara manual sesuai dengan
detail dari buyer dan tidak semua produk garmen
dilipat karena ada garmen yang digantung
dengan memakai hanger.
Polybag, garmen dimasukkan ke dalam kantung
plastik untuk menghindari debu dan pemasa-
ngan stiker di polybag.
Produk akhir / finish good siap dikirim ke
packing untuk dipack dengan kardus.
Peranan bagian Quality Control di area finishing biasanya dilakukan setelah
proses trimming
atau
proses setelah pamasangan label sebelum masuk ke polybag.
Fungsi QC lebih cenderung sebagai
penjamin mutu barang sebelum dikirim ke packing atau
sebagai
Quality Assurance. Dalam setiap line di finishing ditempatkan seorang QC operator
untuk menjamin kualitas garmen yang dihasilkan
sesuai dengan persyaratan buyer.
6.
Quality Control
Beberapa
job description dari bagian pengawasan kualitas ini adalah:
Melakukan
koordinasi dengan perwakilan buyer ketika order datang dalam hal memastikan kua
litas produk garmen.Menerima dan melakukan inspeksi bahan baku ( fabrics dan
benang ). Mela
kukan
pemeriksaan production pilot dan produk dari produksi massal. Biasanya QC akan
mem-
produksi
beberapa produk sebagai sample dan membandingkannya dengan PPS, jika production
pilot memiliki hasil produksi yang bagus baru produksi massal dapat dimulai.
Biasanya
ada beberapa sub dari bagian ini:
QC
in line QC atau Roving QC adalah personel QC yang berada di setiap line dan melakukan
pengecekkan
di setiap operasi sewing. QC end line,adalah personel QC yang berada di ujung pro
ses
sewing line dan memeriksa satu bagian produk garmen secara keseluruhan. Jika
dijumpai ca- cat produk atau defect akan dikembalikan ke sewing line dengan
segera untuk dilakukan perbai
kan.
Quality Assurance, sub bagian ini di beberapa perusahaan ada yang berdiri
sendiri atau di
bawah
bagian QC. Biasanya QA ada di bagian Finishing dan berkordinasi dengan QC line.